Anggarkan Capex Rp 30 Miliar - BISI Bidik Produksi Benih Jagung Naik 15%

NERACA

Jakarta – Tahun ini, PT Bisi International Tbk (BISI) menargetkan produksi benih jagung tumbuh 15% menjadi 45.000 ton benih.”Kami targetkan produksi benih ini naik 15%, sekitar 45.000 ton. Jumlah itu kalau ditanam setara dengan 3 Juta hektare, sudah banyak sekali," kata Direktur Utama BISI International, Tan Jemmy Eka Putra di Jakarta, kemarin.

Tahun lalu, produksi Bisi International hanya mencapai 36.000-37.000 ton benih jagung. Tapi dari sisi penjualan hanya mampu diserap oleh pasar sebanyak 30.000 ton. Perusahaan produsen benih jagung dan sayuran ini mengaku optimistis target produksi tahun ini bakal tercapai seiring dengan adanya pengaturan impor dari pemerintah, sehingga stok dalam negeri bisa diandalkan.

Menurutnya, dengan adanya pengaturan impor akan mendorong harga komoditas lebih stabil bagi petani. Selain itu, dengan jumlah produksinya tersebut perusahaan mematok jumlah ekspor sebanyak 1.000 ton, atau sama dari target ekspor tahun lalu. Sayangnya, perusahaan hanya mampu merealisasikan penjualan ekspor yakni setengah dari target yang telah ditetapkan tahun lalu.

Disebutkan, pada tahun lalu perseroan berhasil mengeskpor produknya ke sejumlah negara di Asia Selatan sekitar 500 ton. Ekspor benih jagung hibrida tersebut menyasar Sri Lanka dan Pakistan senilai US$ 1,5 juta. Tahun ini, lanjut Jemmy, perusahaan bakal menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 30 miliar yang akan digunakan untuk penambahan mesin baru. Jumlah tersebut juga termasuk untuk biaya maintenance rutin. Dana tersebut akan dipenuhi perusahaan dari kas internal perusahaan, seperti di tahun-tahun sebelumnya. Alasannya karena dana perusahaan masih sangat cukup untuk diputar sehingga BISI ini belum melirik sumber dana dari pihak eksternal.

Jemmy menambahkan belum ada rencana ekspansi lahan atau pabrik di tahun ini. Ekspansi akan difokuskan pada penambahan mesin biotek dan packing. "Ada mesin-mesin baru kita update, kita beli yang baru. Angkanya di Rp 3 miliar sampai Rp 4 miliar untuk mesin dan kita terus mengikuti perkembangan teknologi yang ada," jelasnya.

Sementara, pendapatan BISI untuk tahun lalu belum selesai direkap dan belum bisa dipublikasikan. Akan tetapi Jemmy memprediksi pertumbuhannya hampir sama dengan capaian di kuartal ketiga. "Growth kurang lebih hampir sama dengan kuartal tiga. Masih ngikutin tren itu, tapi angkanya masih belum final," ujarnya.

Laporan keuangan per September mencatat, penjualan Bisi naik tipis menjadi Rp 1,54 triliun dari September 2017 sebesar Rp 1,46 triliun. Laba bersih naik menjadi Rp 235,53 miliar dari Rp 219,87 miliar. Pendapatan terbesar pada periode itu sebagian besar dari penjualan benih jagung yakni Rp 863,46 miliar, sisanya dari bisnis penjualan benih sayuran dan buah-buahan, serta benih padi.

 

BERITA TERKAIT

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Laba Tumbuh 23% - OCBC NISP Bagikan Dividen Rp1,65 Triliun

NERACA Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) memutuskan untuk membagikan dividen sebesar…

Laba Bersih Indonesia Fibreboard Naik 3,9%

Di tahun 2023, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp100,9 miliar atau tumbuh 3,9% dibanding tahun…

Laba Bersih PP Presisi Menyusut 4,97%

NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT PP Presisi Tbk (PPRE) membukukan laba sebesar Rp 172 miliar pada 2023. Angka…