PERTUMBUHAN EKONOMI DIPENGARUHI BEBERAPA FAKTOR - Bappenas: Perlambatan Investasi di Tahun Politik

Jakarta-Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Prof Dr Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan perlambatan investasi di 2018, salah satunya pengaruh dari tahun politik. "Macam-macam, tapi saya lihat juga mungkin biasanya pengaruh dari tahun politik," ujarnya saat ditemui, di Jakarta, Rabu (6/2).

NERACA

Selain tahun politik, pelemahan nilai tukar rupiah juga turut memengaruhi kinerja investasi di tahun 2018. "Tapi juga mungkin pengaruh dari nilai tukar kemarin. Investasi itu kan termasuk di dalamnya Invetasi portofolio juga. Dan itu yang barangkali ikut berpengaruh, selain investasi sektor riil," ujar mantan Dekan FEB-UI itu.

Sementara untuk investasi di sektor riil, Bambang mengakui memang masih rendah terutama investasi di sektor yang menciptakan nilai tambah. "Nah investasi sektor riil yang mungkin masih kurang adalah investasi yang menciptakan nilai tambah baik di manufaktur maupun jasa," ujarnya seperti dikutip merdeka.com.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total realisasi investasi sepanjang 2018 sebesar Rp 721,3 triliun, meningkat 4,1% dibanding 2017. Namun, angka ini hanya mencapai 94,3% dari target investasi yang ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Rp 765 triliun.

Karena itu, Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan investasi dan juga ekspor pada tahun 2019. Hal tersebut diharapkan dapat berdampak pada perbaikan kinerja investasi dan pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 yang dipatok sebesar 5,3%. "Kita akan fokus pada investasi dan yang paling penting ekpor. Kita hitungan potensinya 5,3% pada periode ini,"ujarnya.

Sebelumnya, Kepala BKPM Thomas Lembong mengatakan realisasi investasi di 2018 sebesar Rp 721,3 triliun cukup mengecewakan karena tidak mencapai target.Hal ini juga yang menjadi faktor perekonomian Indonesia melemah.

Meski begitu, dia meyakini, outlook ekonomi dan investasi Indonesia pada 2019 akan kembali membaik. Ini ditunjukkan adanya peningkatan optimisme investor terhadap Indonesia. "Saya optimis 2019 laju investasi Indonesia akan kembali membaik. Karena kita bisa melihat tanda-tanda rebourn dengan para investor besar," ujarnya di kantor BKPM, Jakarta, Rabu (6/2)

Pertumbuhan Ekonomi

Secara terpisah, Kepala BPS Kecuk Suhariyanto mengatakan angka pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 ini dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya nilai ekspor dan impor. Di mana kuartal IV-2018 ekspor barang Indonesia mencapai US$ 44,98 miliar atau turun 4,48% secara kuartal to kuartal,  sementara naik 1,04% secara year on year (yoy). "Nilai ekspor barang Indonesia kuartal IV kurang menggembirakan," ujarnya.

Sementara nilai impor barang Indonesia kuartal IV-2018 meningkat 0,25% atau senilai US$ 49,85 miliar, dan sepanjang tahun juga mengalami kenaikan sebesar 12,10%.

Kemudian, pemicu pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 juga terjadi karena penjualan mobil secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) pada kuartal IV-2018 mencapai 294.657 unit, atau turun sebesar 2,75% (q to q) dan naik sebesar 9,37% (yoy). "Di samping itu, penjualan sepeda motor secara wholesale (penjualan sampai tingkat dealer) pada kuartal IV-2018 mencapai 1.660.866 unit, atau turun sebesar 3,41% (q to q) dan naik sebesar 7,44% (yoy)," katanya.

Terakhir, lainnya juga didorong oleh produksi semen pada kuartal IV-2018 sebesar 13,53 juta ton, atau turun 31,88% (q to q) dan 28,59% (yoy). Sedangkan penjualan semen dalam negeri pada kuartal IV/2018 sebesar 19,73 juta ton, atau naik 4,30% (yoy).

Menurut Suhariyanto, saat merancang RPJMN 2014 lalu kondisi perekonomian Indonesia dalam keadaan membaik. Namun di pertengahan jalan, terdapat perlambatan ekonomi akibat perang dagang dan kenaikan suku bunga The Fed. "Tapi kan banyak sekali hal tak terduga, misalnya kita kan tidak terfikir kalah The Fed naikkan suku bunga acuan dan ada perang dagang antara Amerika Serikat dan China," ujarnya.

Selain itu, perlambatan ekonomi Indonesia dikarenakan ekonomi global yang juga menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Tak terkecuali beberapa negara asal tujuan ekspor Indonesia juga ikut mengalami perlambatan. "Kondisi perekonomian global pada kurtal IV menunjukkan perlambatan, nampaknya akan terbawa ke situasi perekonomian di 2019. Kita lihat banyak prediksi dari lembaga internasional perekonomian di 2019 akan banyak tantangannya," ujarnya.

Suhariyanto mengatakan, seperti yang terjadi pada perekonomian China. Pada kuartal IV-2018 hanya tumbuh 6,4%. Angka ini lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2017 yang tumbuh 6,7% dan kuartal III 2018 yang tumbuh 6,5%. "Kenapa saya ambil China karena ekspor Indonesia cukup tinggi ke China," ujarnya.

Di sisi lain negara Amerika Serikat (AS) yang merupakan pasar ekspor Indonesia yang cukup tinggi juga mengalami stagnan. Pada kuartal IV-2018, ekonomi Amerika Serikat hanya mampu tumbuh 3%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Jepang sebagai salah satu negara tujuan ekspor Indonesia juga mengalami perlambatan. Pada kuartal IV-2018 ekonomi Jepang tumbuh 0,6% lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2017 yang tumbuh 2,4%.

Di samping itu, negara tetangga Singapura juga mengalami perlambatan ekonomi di kuartal IV-2018 yang hanya tumbuh 2,2%. Angka ini lebih rendah dibandingkan di kuartal III-2018 sebesar 2,3% dan lebih rendah dibandingkan kuartal IV-2017 sebesar 3,6%.  "Singapura juga melambat. Ini berpengaruh karena ekspor kita 5,74%," ujarnya.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2018 mencapai 5,17%, lebih rendah dari target dalam APBN 2018 yakni 5,4%.

Menurut Kepala Bappenas, kinerja pertumbuhan ekonomi tersebut lebih baik dari tahun sebelumnya. Sebagai informasi, produk domestik bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun 2017 tercatat mencapai 5,07%."Itu kan perbaikan dibandingkan tahun yang sebelumnya," ujarnya.

Bambang mengatakan, salah satu faktor yang masih menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi adalah kurangnya investasi yang berdampak pada turunnya kinerja ekspor. "Yang masih menjadi hambatan adalah kinerja dari ekspor. Tapi kinerja ekspor penyebabnya adalah masih berkurangnya investasi. Khususnya investasi di bidang yang menciptakan nilai tambah," ujarnya.

Pada tahun 2019, Pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Untuk dapat mencapai target tersebut, diperlukan peningkatan investasi. "2019 kita harapkan bisa mencapai 5,3% yang merupakan angka potensial PDB Indonesia pada periode ini. 5,3%. Kita akan fokus pada investasi dan yang paling penting ekspor," ujarnya. bari/mohar/fba

 

BERITA TERKAIT

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…

BERITA LAINNYA DI Berita Utama

MESKI TERJADI KETEGANGAN IRAN-ISRAEL: - Dirjen Migas: Harga BBM Tak Berubah Hingga Juni

Jakarta-Dirjen Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tutuka Ariadji mengungkapkan harga bahan bakar minyak (BBM)…

PREDIKSI THE FED: - Tahan Suku Bunga Imbas Serangan Iran

NERACA Jakarta - Ketegangan konflik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap gejolak ekonomi global dan termasuk Indonesia. Kondisi ini…

PEMERINTAH ATUR TUGAS KEDINASAN ASN: - Penerapan Kombinasi WFO dan WFH

Jakarta-Pemerintah memutuskan untuk menerapkan pengombinasian tugas kedinasan dari kantor (work from office-WFO) dan tugas kedinasan dari rumah (work from home-WFH)…