Masuk Obligasi Gagal Bayar - Pefindo Tarik Rating Express Trasindo Utama

NERACA

Jakarta - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menarik peringkat PT Express Transindo Utama Tak (TAXI) dan Obligasi I/2014 sesuai dengan permintaan perusahaan. Informasi tersebut disampaikan Pefindo dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Kata analis PT Pefindo, Yogie Surya Perdana dan Martin Pandiangan, dengan penarikan peringkat tersebut, maka Pefindo kini tidak akan lagi memantau peringkat TAXI dan obligasinya yang beredar. Peringkat terakhir perusahaan adalah idSD (selective default), sementara rating obligasinya yakni idD (default/gagal bayar).
Level peringkat idSD artinya perusahaan penerbit gagal membayar satu kali atau lebih dari kewajiban keuangannya, ketika jatuh tempo, tetapi akan terus melakukan pembayaran tepat waktu atas kewajiban lainnya. Adapun idD diberikan secara otomatis pada saat pertama kali penerbit tidak membayarkan kewajiban tersebut. Secara urutan pada Maret 2014, rating Express adalah idA dengan prospek stabil.
Lalu rating TAXI turun menjadi idBBB dengan prospek negatif pada Maret 2017. Kemudian pada Maret 2018 idBB- dengan prospek negatif dan terakhir pada periode Maret 2018 itu juga rating-nya langsung selective default. Pefindo mencatat, TAXI didirikan tahun 1989 dan menjadi salah satu operator taksi yang beroperasi terutama di Jabodetabek.

Dengan ukuran armada hampir 10.000 kendaraan pada 30 September 2018, layanan TAXI mencakup taksi reguler sebagai bisnis intinya, taksi premium (Tiara Express), charter bus (Eagle High), dan bisnis transportasi bernilai tambah (VATB). Per 30 September 2018, saham perseroan dimiliki oleh PT Rajawali Corpora (51%) dan publik (49%). Sebelumnya Direktur Utama Express Transindo Utama yakni Benny Setiawan telah mengundurkan diri dari jabatannya.

Perseroan telah memasukkan permohonan pengunduran diri anggota direksi tersebut dalam mata acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan digelar 8 Februari 2019. Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai kini masih suspensi saham TAXI sejak 25 Juni 2018 karena kegagalan dalam pembayaran kewajiban Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 (bunga obligasi ke-17). Saham TAXI terakhir diperdagangkan di level Rp 90/saham.

Terlilitnya perusahaan akan hutang, membuat performance kinerja keuangan terus melorot. Bahkan untuk memangkas beban keuangan, TAXI belum lama ini menjual aset tanah di Bekasi senilai Rp 112,15 miliar kepada PT Qualitas Qunci Makmur. Perseroan menjelaskan, tujuan penjualan tanah ini adalah untuk melunasi sebagian utang Grup Express kepada PT Bank Central Asia Tbk yang telah jatuh tempo.

 

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…