Reaktivasi Rel Kereta Api Tingkatkan Perekonomian

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Vice Director Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto memandang reaktivasi rel kereta api yang sempat mati seperti di Cibatu, Garut Jawa Barat, dapat meningkatkan perekonomian. "Secara umum bagus dengan adanya reaktivasi rel kereta api ini kan memungkinkan untuk peningkatan ekonomi, terutama pada aspek logistik," ujar Eko seperti dikutip Antara, kemarin.

Dia menjelaskan walaupun sejauh ini kereta api di Indonesia itu masih lebih banyak digunakan untuk mengangkut penumpang dibandingkan barang, tetapi reaktivasi berbagai macam jalur-jalur kereta api yang selama ini mati memang harus dilakukan. "Menurut saya penting, kenapa? karena sebetulnya salah satu biaya logistik yang murah itu memang melalui jalur rel," kata Eko.

Kendati dampaknya tidak bisa secara langsung dirasakan oleh masyarakat, menurut Eko, dengan adanya reaktivasi jalur-jalur yang sudah mati ini perlahan-lahan maka daerah-daerah yang tadinya itu tidak tersambung oleh kereta api kemungkinan akan tersambung. "Biaya (menggunakan) kereta api itu relatif lebih murah dibandingkan moda transportasi lainnya sehingga aktivitas ekonomi lebih memungkinkan untuk dipacu dengan adanya reaktivasi tersebut," tuturnya.

Empat jalur kereta api di Jawa Barat akan direaktivasi, di antaranya rute Cibatu Garut Cikajang (47,5 kilometer), Rancaekek Tanjungsari (11,5 kilometer), Banjar Pangandaran Cijulang (82 kilomwter) dan Bandung Ciwidey (37,8 kilometer). PT Kereta Api Indonesia mencatat, jalur Cibatu- St Cikanjang ditutup pada tahun 1982, sementara jalur St Cibatu- St Garut ditutup pada tahun 1983. Selama tidak beroperasi, kedua jalur ini dimanfaatkan warga sebagai jalan setempat hingga pendirian bangunan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kesempatan sebelumnya menargetkan dua proyek reaktivasi jalur kereta api yakni rute stasiun Cibatu-Garut dan Cianjur-Bandung di Jawa Barat selesai pada 2019. "Cibatu-Garut tahun ini selesai, Cianjur-Bandung juga tahun ini selesai," kata Budi Karya. Budi Karya mengatakan, pembukaan jalur yang sudah lama tidak aktif itu akan mempermudah akses masyarakat mendapatkan transportasi massal yang aman dan nyaman, juga bisa dimanfaatkan untuk pariwisata.

Jalur Stasiun Garut-Cibatu, menurut Budi Karya, bisa untuk menunjang sektor pariwisata, sedangkan Cianjur-Bandung akan mempermudah akses warga Bogor, Sukabumi, Cianjur untuk bepergian ke Yogyakarta. "Nanti tidak usah mutar lagi, kalau ke Yogyakarta," katanya. Terkait penolakan dari warga, kata Budi Karya, pemerintah sudah mengalokasikan anggaran untuk kerahiman. "Ada semacam dana, tapi bukan ganti rugi, untuk mereka pindahkan rumahnya," katanya.

Budi mengatakan, upaya mengaktifkan kembali jalur kereta api tersebut harus dilakukan secara bersama dengan semua pihak, termasuk pemerintah daerah. "Tak mungkin melakukan sendiri, harus kerja sama dengan pemda," katanya.

Sebagaimana dijelaskan Jokowi, reaktivasi jalur ini sangat potensial bagi pengembangan wilayah Priangan timur dan tenggara, serta wilayah selatan Jabar. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, membeberkan, asal muasal rencana reaktivasi ini. “Pada dasarnya jalur kereta adalah aset negara. PT KAI pada dasarnya berfungsi sebagai operator di mana kita memanfaatkan jalur kereta, kita membayar seperti sewa, dan kita yang invest di keretanya, gerbong kereta melalui PT KAI," urainya.

"Tapi kami juga ingin menyampaikan, yang akan direaktivasi cukup banyak. Terutama di Jabar ini untuk konektivitas sangat baik kalau kita pakai kereta. Nah kami kerjakan tahun ini. Kami juga bicara dengan pak Menhub, gimana hitungannya. Karena kita kan invest dulu," lanjut Rini. Dikatakan, lahan dan rel kereta api di lokasi merupakan aset Direktorat Perkeretaapian Kemenhub. Sementara, dari sisi operasi menjadi tupoksi PT KAI. "Presiden 100% mendukung dan mendorong memang, udah BUMN kalau perlu jalan dulu, kami juga menghitung ini sebagai investasi," kata Rini.

BERITA TERKAIT

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global

Thailand Industrial Business Matching 2024 akan Hubungkan Industri Thailand dengan Mitra Global NERACA Jakarta - Perekonomian Thailand diperkirakan akan tumbuh…

SIG Tingkatkan Penggunaan Bahan Bakar Alternatif Menjadi 559 Ribu Ton

  NERACA  Jakarta – Isu perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (GRK) telah menjadi perhatian dunia, dengan…

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta

Tumbuh 41%, Rukun Raharja (RAJA) Cetak Laba USD8 Juta NERACA Jakarta - PT Rukun Raharja, Tbk (IDX: RAJA) telah mengumumkan…