Targetkan Pendapatan Tumbuh 10% - SIDO Genjot Ekspor di Filipina dan Nigeria

NERACA

Jakarta – Tahun ini, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mulai pasarkan produk ke Nigeria, setelah sebelumnya berhasil membuka pasar di Filipina. Ya, mengoptimalkan pendapatan dari ekspor, emiten produsen jamu dengan merek Tolak Angin ini terus membidik potensi pasar di luar negeri. Hal ini sangat beralasan, selama ini kontribusi pendapatan dari pasar ekspor masih kecil.

Berangkat dari hal tersebut, Direktur Utama SIDO, David Hidayat mengatakan, perseroan akan menggenjot komposisi penjualan ekspor sebesar 5% dari total pendapatan dalam 2 tahun ke depan secara bertahap. “Komposisi penjualan ekspor Sido Muncul masih di bawah 2% dari total revenue, dan dalam 2 tahun ini akan kita genjot bertahap ke 5% dan seterusnya,"ujarnya di Jakarta, kemarin.

David menjelaskan, saat ini pihaknya tengah menggarap pengembangan pasar di luar negeri. Tim Sido Muncul sudah lengkap dan tinggal menggenjot penjualan. Perusahaan akan mendukung kegiatan marketing untuk pasar Filipina dan Nigeria. Sedangkan pasar lainnya, masih berjalan dengan distributor setempat. "Pengembangan market di luar negeri sedang digarap. Tim Sido Muncul sudah lengkap. Jadi tinggal menggenjot penjualan di sana," tegas David. 

Sementara secara keseluruhan, Sido Muncul menargetkan pendapatan dan laba bersih mengalami peningkatan sebesar 10% pada tahun ini, seiring pertumbuhan produksi. David menuturkan kapasitas produksi SIDO mendapatkan tambahan 100 juta sachet per bulan dengan beroperasinya pabrik baru di Semarang. 

Pabrik baru yang hanya untuk cairan obat dalam (COD) seperti tolak angin cair, tolak linu cair, madu, dan sebagainya diharapkan bisa dimanfaatkan secara bertahap sehingga bisa memfasilitasi pertumbuhan yang ditargetkan sepanjang tahun ini. "SIDO menargetkan pertumbuhan secara keseluruhan minimal 10% pada tahun ini, dan kami optimistis dengan kondisi saat ini bisa tercapai," ungkap David. 

Danareksa Sekuritas memperkirakan penjualan obat herbal melalui produk Tolak Angin akan menjadi faktor utama pendongkrak kinerja keuangan ke depan. Rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) keuntungan perseroan periode 2018-2020 diperkirakan mencapai 19,6%. Penjualan produk herbal diperkirakan berkontribusi sekitar 69% terhadap total pendapatan Sido Muncul tahun ini, menjadi 73% pada 2019, dan lanjutkan kenaikan menjadi 77% pada 2020. Sedangkan sisanya diharapkan berasal dari penjualan minuman energy melalui Kuku Bima dan produk obat-obatan.

Di kuartal tiga 2018. SIDO mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 26,21%. Nilai tersebut tumbuh menjadi Rp 480,11 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 380,38 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumya. Perusahaan juga berhasil mengantong pendapatan Rp 1,94 triliun hingga September, naik tipis dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,85 triliun. Perusahaan berhasil meningkatkan jumlah laba per sahamnya menjadi Rp 32,26/saham dari Rp 25,56/saham. Pendapatan tersebut disumbangkan oleh penjualan dari jamu herbal dan suplemen yang berkontribusi sebesar Rp 1,27 triliun dari total pendapatan.

 

 

BERITA TERKAIT

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Summarecon Crown Gading - Primadona Properti di Utara Timur Jakarta

Summarecon Crown Gading yang merupakan kawasan terbaru Summarecon yang di Utara Timur Jakarta, kini semakin berkembang. Saat ini sedang berlangsung…

Pertumbuhan Logistik Tembus 8% - CKB Logistics Optimalkan Bisnis Lewat Kargo Udara

Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) memperkirakan sektor logistik nasional tahun ini mengalami pertumbuhan tujuh sampai dengan delapan persen. Tak heran, bisnis…

Mitra Investindo Catat Laba Meningkat 212%

NERACA Jakarta - Perusahaan jasa pelayaran dan logistik PT Mitra Investindo Tbk (MITI) membukukan laba bersih yang meningkat signifikan 212% year…