Targetkan Produksi 400 Ribu Ton - BOSS Anggarkan Belanja Modal US$ 10 Juta

NERACA

Jakarta – Danai operasional kinerja perusahaan guna memacu produksi tambang batu bara tumbuh lebih agrsif lagi, PT Borneo Olah Sarana Tbk (BOSS) telah menyiapkan dana belanja modal sebesar US$ 10 juta sepanjang tahun 2019. Nantinya sebanyak US$ 4 juta diantaranya akan digunakan untuk membangun dermaga labuh kapal angkut batu bara di Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Direktur Keuangan BOSS, Widodo Nurly Sumady mengatakan, pembangun dermaga kedua tersebut guna mendukung transportasi batu bara dalam rangka berproduksinya tambang kedua perseroan.”Tahun 2019 akan dioperasikan tujuh kapal angkut batu bara,”ujarnya di Jakarta, kemarin.

Dengan beroperasinya tujuh kapal itu, jelas Widodo, maka akan mendukung target  produksi batu bara perseroan sebesar 400 ribu ton sepanjang tahun 2019. Diharapkan dengan pertumbuhan produksi tersebut, diharapkan bisa meningkatkan pendapatan 50% sepanjang tahun 2019 atau tumbuh dibandingkan tahun 2018 kemarin.

Pada kesempatan ini, Widodo juga mengungkapkan, pendapatan perseroan pada tahun 2018 tumbuh sebesar 30% dibanding tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp1,792 triliun. Sedangkan laba bersih diharapkan tumbuh tumbuh 15% dibanding tahun 2017 yang tercatat sebesar Rp306 miliar.“Untuk laba harus di audit dulu, ya. Tapi, kalau pendapatan sudah bisa terlihat dari invoice,” kata dia.

Lebih lanjut Widodo menjelaskan, batu bara produksi BOSS merupakan komoditas berkalori tinggi dengan kadar abu dan sulfur yang rendah. Sehingga, batu bara jenis ini diminati pasar Jepang."Untuk pasar dalam negeri, batu bara ini sebagai bahan pencampur batu bara berkalori rendah," imbuhnya.

Asal tahu saja, komposisi pasar ekspor ke Jepang saat ini sekitar 90% dari total kebutuhan sekitar 150 juta. Oleh karena itu, BOSS masih tetap fokus pasar ke Jepang, sekalipun BOSS bisa produksi 1 juta ton dan mendapatkan harga yang paling bagus dibandingkan dengan negara lainnya. Batu bara BOSS memiliki kalori rata-rata sebesar 6.400 kcal per kilogram dengan kandungan belerang sekitar 0,3% dan kandungan abu yang sangat rendah, yakni hanya 3%. Produsen batu bara ini juga mencatatkan total produksi selama 2018 sebesar 220.000 mt.

Di tahun ini, tambang kedua perseroan mulai beroperasi karena di tahun 2018 kemarin hanya ada satu tambang yang beroperasi. Untuk pengoperasian tambang kedua ini, perseroan menggandeng kontraktor besar PT Putra Perkasa (PPA) yang membuat lonjakannya cukup tinggi. Disebutkan, kerja sama tersebut berupa pengembangan konsensi tambang yang memiliki luas area mencapai 4.210 hektare. Nantinya BOSS dapat menambah produksi batu bara minimal 400.000 ribu ton di 2019, di luar dari konsesi tambang perseroan yang sebelumnya sudah berjalan.

BERITA TERKAIT

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Optimis Pertumbuhan Bisnis - SCNP Pacu Penjualan Alkes dan Perluas Kemitraan OEM

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnis lebih agresif lagi di tahun ini, PT Selaras Citra Nusantara Perkasa Tbk. (SCNP) akan…

Astragraphia Tetapkan Pembagian Dividen 45%

NERACA Jakarta -Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) memutuskan untuk membagikaan dividen sebesar Rp34 per…

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23/4) sore ditutup naik mengikuti penguatan…