BI Pertahankan Suku Bunga

 

 

NERACA

 

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar enam persen pada rapat dewan gubernur periode 16-17 Januari 2019 di tengah terjaganya stabilitas perekonomian terutama kondisi nilai tukar. BI juga ingin menjaga daya tarik instrumen keuangan di pasar domestik. "Kami juga terus berupaya mendorong penurunan defisit neraca transaksi berjalan ke target 2,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/1).

Pada 2018, defisit transaksi berjalan diperkirakan mencapai tiga persen dari PDB. Meski kembali mempertahankan suku bunga acuan, Bank Sentral masih mempertahankan posisi kebijakan yang antisipatif terutama terkait dinamika perekonomian global. Perry mengatakan sikap Bank Sentral AS The Federal Reserve yang mulai melunak seperti sinyalemen yang diungkapkan pada Rapat Komite Pasar Terbuka (FOMC) per akhir 2018 turut mempengaruhi posisi kebijakan suku bunga Bank Indonesia. Kenaikan suku bunga The Federal Reserve diperkirakan hanya dilakukan dua kali dari perkiraan sebelumnya sebanyak tiga kali.

Kendati demikian, ia menyatakan ketidakpastian tersebut tidak seburuk tahun lalu. Oleh sebab itu, Perry mengatakan BI akan terus menjaga stabilitas dan ketahanan perekonomian karena ketidakpastian global masih berlanjut meskipun intensitasnya tidak seburuk tahun lalu. "Daya saing dan produktivitas perlu kita dorong untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi," tuturnya.

Selain itu, di tengah ketidakpastian global ini, Indonesia perlu memperbaiki defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD). Untuk itu, diperlukan sinergi antara pemerintah dan lembaga terkait untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kondisi perekonomian relatif lebih baik dibandingkan tahun lalu, meskipun ketidakpastian ekonomi masih berlanjut tahun ini. Sri Mulyani juga meyakini tidak akan ada kenaikkan suku bunga The Fed yang tajam tahun ini layaknya kenaikan suku bunga The Fed tahun lalu. "Tapi seperti tahun 2018, kewaspadaan itu penting," tukas Sri Mulyani.

Dalam kesempatan sebelumnya, Ekonom senior Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono, memperkirakan tekanan yang dihadapi Bank Indonesia (BI) untuk menaikkan suku bunga pada tahun ini akan jauh berkurang. "Menurut saya justru tekanan terhadap BI untuk menaikkan suku bunga jauh berkurang (tahun ini)," tutur Tony kepada wartawan.

Dia menjelaskan penyebab tekanan itu berkurang dilandasi kemungkinan bahwa bank sentral AS, Federal Reserve atau The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sekali pada tahun ini, bukan dua kali seperti rencana sebelumnya. "Saya memperkirakan dengan kondisi sekarang The Fed cukup sekali lagi menaikkan suku bunga dan tidak harus dalam waktu dekat, bisa pertengahan tahun," kata Tony.

Menurut Tony, saat ini suku bunga AS dengan inflasinya berada di posisi yang sama yakni 2,5 persen, berarti tinggal sekali lagi kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga. Rencana The Fed untuk menaikkan suku bunga tiga kali lagi, dianggap Tony sebagai hal yang berlebihan. Berdasarkan penilaian tersebut, ekonom UGM ini menyarankan agar BI untuk sementara menahan dulu suku bunganya. "Sementara (BI) menahan dulu suku bunganya dan melihat situasinya terlebih dahulu. Jika situasinya memang bergejolak dan kurs rupiah melemah, (BI) perlu menaikkan suku bunga. Enam persen masih cukuplah," katanya.

Selain itu, Tony juga memperkirakan bahwa perang dagang antara AS dan China akan mereda dan pengaruh British Exit alias Brexit yang tidak begitu besar lagi bagi perekonomian global. "Inggris untuk ukuran global tidak besar, yang besar adalah AS, China, dan Uni Eropa. Jadi menurut saya Brexit tidak berpengaruh, namun Perang Dagang berdampak tapi AS sudah mulai berpikir untuk tidak melanjutkan perang karena turut merugikan negara adidaya tersebut," katanya.

BERITA TERKAIT

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…

BERITA LAINNYA DI Jasa Keuangan

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar

Ramadan 1445 H, BSI Maslahat Menebar Kebaikan Total Rp11,24 Miliar NERACA Jakarta - BSI Maslahat yang merupakan strategic partner PT…

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile

CIMB Niaga Permudah Donasi Lewat Octo Mobile  NERACA Jakarta - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) menjalin kerja sama…

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta

Bank Muamalat Jadi Bank Penyalur Gaji untuk RS Haji Jakarta  NERACA Jakarta - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk ditunjuk sebagai…