China Berhasil Kuasai Ekonomi Dunia Dalam Waktu Singkat

 

 

 

NERACA

 

Jakarta - Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ahmad Helmy Fuady menunjukkan data bahwa Cina dalam waktu singkat telah menjelma menjadi raksasa ekonomi dunia. "Cina muncul sebagai sebuah kekuatan yang sangat besar," kata peneliti Pusat Penelitian Sumber Daya Regional (P2SDR) LIPI, Ahmad Helmy Fuady dalam seminar bertajuk Indonesia dalam Pusaran Global: Menghadapi Tantangan Game of Thrones, di Gedung LIPI, Jakarta, akhir pekan kemarin.

Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2001 masih belum banyak negara bekerja sama dengan Cina. "Di 2001 hampir tidak ada koneksi ke Cina, artinya sekitar 17 tahun yang lalu natural resources belum banyak mengalir ke sana, di dunia perdagangan belum banyak orang mempertimbangkan tentang Cina," katanya.

Namun 15 tahun berselang ternyata Cina telah mampu menjadi pusat perdagangan dunia. "Di 2016 kita lihat bagaimana dia jadi pusat dari perdagangan dunia," kata pria yang karib disapa Helmy ini. Salah satu buktinya adalah besarnya porsi produk domestik bruto (PDB) Cina terhadap jumlah PDB seluruh dunia. "Saat ini Cina sudah sekitar 15 persen GDP-nya dibanding GDP dunia," katanya.

Cina pun telah melakukan ekspansi bisnis dengan baik di Afrika. Ia mencontohkan salah satunya di wilayah Afrika, tulisan berbahasa Cina terdapat di banyak tempat yang menunjukkan besarnya kerja sama antara kedua negara. Helmy juga menceritakan bahwa di beberapa negara Asia Tenggara, infrastruktur yang dibangun banyak yang berasal dari negara Cina.

"Hal yang sama juga ditemui oleh teman-teman kami yang melakukan penelitian di Asia Tenggara, di kota-kota perbatasan Vietnam, Thailand, dan sebagainya, bagaimana pengaruh infrastruktur Cina itu masuk begitu pesat ke sana," katanya. Pihaknya meminta pemerintah agar melakukan upaya penguatan produk ekspor dan meningkatkan kerja sama bilateral untuk bersaing dengan ekspansi agresif yang dilakukan oleh Cina.

"Ada hal penting sebenarnya yang perlu dilakukan di internal di domestik tentang diversifikasi produk kita, juga bagaimana penguatan produk supaya lebih dengan teknologi yang lebih tinggi dan sebagainya, hal yang dilakukan Indonesia juga menambah free trade agreement begitu banyak, bilateral trade agreement yang saat ini coba dilakukan oleh Indonesia," katanya.

Meskipun begitu, pertumbuhan ekonomi china belakangan mulai banyak terkoreksi lantaran perang dagang dengan Amerika Serikat. China merilis data hasil produksi industri dan pertumbuhan penjualan ritel bulan November 2018 yang berada di bawah ekspektasi. Hal ini berdasarkan data yang dirilis Biro Statistik Nasional. Dikutip dari CNBC, Jumat (14/12), data tersebut sejalan dengan ekonomi China menunjukkan tanda-tanda perlambatan karena perang dagang dengan AS.

Hasil produksi industri pada November 2018 tumbuh 5,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Capaian tersebut merupakan angka terendah dalam tiga tahun. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan poling para analis Reuters yang mencapai 5,9 persen. Sementara itu, penjualan ritel tumbuh 8,1 persen pada November 2018, angka terendah sejak 2003 dan lebih rendah dibandingkan pada bulan Oktober 2018 yang mencapai 8,6 persen.

Investasi aset tetap tumbuh 5,9 persen selama Januari-November 2018, lebih tinggi dibandingkan proyeksi ekonom yakni 5,8 persen. Data ekonomi China sangat dipantau oleh banyak pihak, terkait dengan perang dagang dengan AS. Ini sejalan pula dengan defisit transaksi berjalan dengan China yang dikeluhkan Trump.

 

 

BERITA TERKAIT

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Perhatikan Batasan dalam Berkonten di Media Sosial

  NERACA Jember - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) berkomitmen meningkatkan literasi digital masyarakat menuju Indonesia #MakinCakapDigital2024. Dalam rangka…

Infobrand.id Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya

Infobrand Gelar Indonesia Digital Popular Brand Award untuk ke 32 Kalinya NERACA Jakarta – Di tengah persaingan yang semakin sengit,…