Devisa Sektor Pariwisata Selalu Meningkat

 

 

NERACA

 

Jakarta - Devisa dari sektor pariwisata selama empat tahun Pemerintahan Presiden Joko Widodo meningkat 202 miliar dolar AS. Dalam keterangan yang diterima, Selasa (11/12), dari tahun ke tahun sektor pariwisata terus menjadi andalan pemerintah dalam memberikan kontribusi positif untuk menggerakkan perekonomian nasional, terutama dalam menggerakkan ekonomi lokal dan penerimaan devisa.

Menurut Kantor Staf Presiden, Devisa pariwisata pada 2017 mencapai 202 miliar dolar AS, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan devisa pariwisata pada tahun 2014 sebesar 175 miliar dolar. Dalam rangka mendorong daya saing dan menjadikan pariwisata sebagai sumber utama devisa, Pemerintah terus meningkatkan pembangunan infrastruktur dan aksesibilitas pariwisata nasional yang tersebar dari wilayah barat hingga timur Indonesia. Upaya ini sudah menghasilkan peningkatan daya saing pariwisata Indonesia, menurut ukuran standar internasional.

Menurut World Economic Forum, Indeks Daya Saing Pariwisata Indonesia meningkat dari indeks 70 di tahun 2013 menjadi indeks 42 di tahun 2017. Presiden Joko Widodo terus ingin meningkatkan prestasi pariwisata Indonesia. "Kita ingin mendatangkan wisatawan yang banyak dari mancanegara. Untuk itu kita perbaiki fasilitas infrastruktur. Runway diperpanjang, terminal diperbaiki, jalur transportasi diperbaiki, hotel dan lainnya kita siapkan," kata Presiden. 

Travel and Tourism Competitiveness Index 2017 mencatat Indonesia berada di peringkat ke-42, membaik 8 peringkat dari tahun sebelumnya dengan skor 4,16. Namun di ASEAN, Indonesia masih kesulitan mengejar negara jiran seperti Thailand (34), Malaysia (26), dan Singapura (13).

Tak Capai Target

Namun menurut Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Haryadi BS Sukamdani, kunjungan wisman sepanjang 2015-2018 tidak mencapai target. Dari target forecast (prakiraan) sebanyak 17 juta wisman, Haryadi menyebut, yang tercapai masih berkisar 15 juta wisman. “Agak berat ya untuk mengejar 20 juta wisatawan asing,” kata Haryadi.

Haryadi berujar industri perhotelan sebenarnya telah siap menyambut kedatangan 20 juta wisman yang ditargetkan pemerintah. Menurutnya, hal itu didukung dengan 310 ribu kamar hotel berbintang dan 300 ribu kamar hotel non-bintang. Jumlah itu juga belum mencangkup hotel yang dikelola dengan model economy sharing seperti Airbnb.

Selain itu, Haryadi mengeluhkan okupansi hotel yang baru mencapai angka 53 persen. Menurut dia, kondisi itu disebabkan jumlah wisman yang belum cukup signifikan. Hingga kini, bahkan kebanyakan jumlah itu masih diisi wisatawan domestik. “Kami berkepentingan untuk jumlah turis yang lebih banyak. Sejauh ini masih domestik, tapi kami juga ingin ada tamu dari asing supaya okupansinya terisi,” kata Haryadi.

Peneliti pariwisata cum Dosen Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, Muhammad Baiquni menilai peluang pertumbuhan pariwisata dunia memang dapat dimanfaatkan Indonesia dengan sejumlah catatan. Salah satunya, ia menitikberatkan pada kehadiran pariwisata yang berkelanjutan.

Menurut dia, pengembangan pariwisata tidak cukup jika hanya bergantung pada angka-angka pertumbuhan ekonomi. Baiquni mengatakan, aspek non-ekonomi juga perlu diikutsertakan agar pemerintah terdorong melestarikan lingkungan dan budaya, sekaligus menyejahterakan masyarakat sekitarnya. “Pertumbuhan [ekonomi] itu, kan, fluktuatif. Jangan sampai kita mengeksploitasi lingkungan. Itu tidak kita harapkan,” kata Baiquni.

 

BERITA TERKAIT

Jokowi Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita

Jokowi Resmikan Sejumlah Pembangunan Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca  Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita NERACA Jakarta - Jokowi Resmikan…

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Jokowi Resmikan Sejumlah Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita

Jokowi Resmikan Sejumlah Pembangunan Infrastruktur di Sulawesi Tengah Pasca  Bencana, Termasuk Huntap yang Dibangun Waskita NERACA Jakarta - Jokowi Resmikan…

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital

Jadilah Individu Beretika di Dunia Nyata Maupun Digital NERACA Banyuwangi - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab

Bijak Bermedia Sosial, Bebas Berekspresi Secara Bertanggung Jawab  NERACA Probolinggo - Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi…