Oleh : Susan Arumi, Pemerhati Sosial Politik
KH Ma’ruf Amin merupakan ulama besar MUI, beliau Mantan Ketua Umum MUI sebelum dirinya mencalonkan diri menjadi cawapres bersama capres Joko Widodo. Dulu ketika masa penetapan capres dan cawapres, saya tidak pernah menyangka dari sekian banyak pilihan untuk menjadi wakil presiden, Jokowi memilih Ma’ruf Amin sebagai pasangannya dalam pilpres 2019 mendatang. Ini sesuatu yang menarik dibicarankan, kenapa Ma’ruf Amin menjadi orang yang tepat sebagai wakil presiden.
Kalau boleh memperkirakan, saya berfikir ini merupakan hasil perundingan yang sangat matang dan tepat sekali. Melihat dari gejolak sosial yang terjadi di Indonesia. Belajar dari fenomena aksi bela Islam, kita bisa memahami Islam memiliki kekuatan yang sangat besar di Indonesia. Sedangkan kekuatan yang sangat besar ini apabila tidak dikendalikan dengan baik malah bisa menjadi pisau bermata dua bagi bangsa ini. Dapatkan kalian membayangkan apa jadinya apabila kekuatan persatuan Islam yang sangat besar di Indonesia ini digunakan untuk menggulingkan pemerintahan dan bersepakat untuk melakukan revolusi? Atau bahkan berniat mengganti Pancasila menjadi ideologi Khilafah? Saya tidak bisa bayangkan namun fenomena aksi bela Islam di Jakarta itu setidaknya mengetuk fikiran kita bahwa Islam dapat dimanfaatkan oleh pihak asing untuk memporak-porandai Indonesia.
Sebuah pilihan yang tepat capres Jokowi memilih KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres. Ma’ruf Amin memiliki reputasi yang sangat baik bagi masyarakat Indonesia. Indonesia dengan penduduk terbesar pemeluk agama Islam memiliki kiblat yang paling dipercaya bagi umat Islam untuk dipedomani ketika mendapati pengamalan Hadits atau Al Quran yang kurang dipahami, adapun kiblat itu yaitu MUI (Majelis Ulama Indonesia). Sehingga jelas reputasi MUI sangat baik bagi seluruh pandangan umat Islam di Indonesia. Strategi Jokowi untuk menciptakan suasana yang rukun dan kompak pada kepemimpinan selanjutnya sangat bijaksana Ma’ruf Amin seorang Ketua MUI diangkat menjadi cawapres beliau. Sehingga diharapkan kehadiran ketua MUI di kursi RI 2 dapat meredakan nada-nada sumbang yang mengudara di masyarakat bahwa pemerintah itu kafir dan menyimpang dari syariat Islam.
Diulas lebih dalam, akhir-akhir ini topik penegakan Khilafah di Indonesia sedang trend di berbagai media. Khilafah menjadi musuh terbesar Pancasila saat sekarang. Dengan alih-alih berdasarkan ajaran Islam, Islam hidup harus berpedoman dengan Al-Quran dan Hadits, selain dari itu maka sesat. Di sisi lain, Indonesia memiliki Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara. Maka logika fundamental menyimpulkan selama ini hidup di Indonesia menjadi muslimin yang sesat. Dengan berdasar pemikiran seperti itu berjuta umat muslim di Indonesia mampu dimobilisasi untuk beramai-ramai menggulingkan Pancasila. Kemudian, hebatnya dari KH Ma’ruf Amin beliau memiliki konsep berfikir cerdas yang dapat mematahkan segala persepsi racun yang telah tertanam dalam pikiran pemeluk islam fundamentalis.
Adapun konsep berfikir yang dipaparkan oleh KH Ma’ruf Amin adalah bahwa Pancasila itu suci. Pancasila itu bukan Thagut, melainkan Pancasila itu adalah titik temu antara perbedaan Suku, Agama, dan Budaya. Karena kita ini Indonesia. Kita ini terdiri dari berbagai macam Suku, Agama, dan Budaya. Oleh karena itu, untuk bisa terus hidup berdampingan dengan rukun, Pancasila sebagai titik temu yang mengakomodasi semua perbedaan menjadi satu kesatuan yaitu Indonesia. Nah sedangkan di dalam Islam sendiri terdapat syariat yang harus dijalankan. Syariat itu yang harus dipedomani dalam kehidupan sehari-hari, namun untuk menyikapi perbedaan diantara kita, kita membutuhkan Pancasila. Jadi Pancasila merupakan alat pemersatu.
Oleh: Arsenio Bagas Pamungkas, Peneliti Pertambangan Pemerataan ekonomi yang berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia kini semakin mengemuka…
Oleh : Bimo Ariyan Beeran, Pengamat Sosial Politik Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan komitmen yang…
Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom UPN Veteran Jakarta Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia kembali menjadi perhatian…
Oleh: Arsenio Bagas Pamungkas, Peneliti Pertambangan Pemerataan ekonomi yang berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia kini semakin mengemuka…
Oleh : Bimo Ariyan Beeran, Pengamat Sosial Politik Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan komitmen yang…
Oleh: Achmad Nur Hidayat, Ekonom UPN Veteran Jakarta Defisit neraca transaksi berjalan Indonesia kembali menjadi perhatian…