Pasar Buah Lokal Terhantam Tsunami Impor Buah China

NERACA

Jakarta - Impor buah-buahan asal China melambung hingga 34% pada Januari 2012 dibanding Desember 2011. Selama Januari nilai impor terbesar yang dilakukan Indonesia dari China adalah produk buah-buahan yang mencapai US$62,61 juta. Sementara sepanjang tahun 2011, nilai impor buah-buahan tercatat mencapai US$411,57 juta.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat per Januari 2012 neraca perdagangan RI-China tercatat defisit US$1,174 miliar. Angka ini meningkat bila dibanding Januari 2011 yang sebesar US$654,9 juta. Defisit tersebut terjadi disebabkan adanya peningkatan pada impor produk asal China diantaranya, buah-buahan yang naik 34% tadi. "Buah-buahan sangat tergantung dari China," ungkap Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Satwiko Darmesto di Jakarta, Kamis (1/3/2012).

Selain itu, Satwiko juga menjelaskan, lonjakan impor buah-buahan asal China membuat neraca perdagangan Indonesia-China defisit paling besar dibandingkan negara lainnya, yaitu mencapai US$1,1 miliar pada Januari 2012. "Ternyata besi dan baja kita tergantung dari China, buah-buahan juga," tambahnya.

Berdasarkan data BPS, ekspor non migas Indonesia ke China mencapai US$1,3 miliar pada Januari. Namun, impor Indonesia dari China justru meningkat hampir dua kali lipatnya yaitu US$2,5 miliar pada Januari. Tak hanya China, defisit perdagangan juga terjadi pada kegiatan ekspor-impor dengan Thailand. Impor Indonesia dari Thailand mencapai US$779 juta, sedangkan ekspor Indonesia hanya US$429 juta. Impor Indonesia dari Thailand didominasi oleh gula dan kembang gula sebesar 59,5%, diikuti oleh kendaraan 41,03%. "Ternyata, walaupun pemerintah telah mengarahkan produsen untuk membuat kendaraan di Indonesia guna diekspor, RI juga mengimpor kendaraan cukup besar, seperti sedan-sedan kecil dari Thailand," ujarnya.

Akan tetapi, dari total impor Indonesia Januari 2012 sebesar US$14,5 miliar, impor bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar, yaitu 71,94% dengan nilai US$10,4 miliar. Diikuti impor barang modal sebesar 20,38% atau US$2,9 miliar dan impor barang konsumsi 7,68% atau US$1,1 miliar.

Selain itu, data BPS juga menyebutkan, Indonesia telah mengimpor beras 344,67 ribu ton pada Januari 2012, dengan total nilai mencapai US$98,9 juta. Dari impor tersebut, nilai tertinggi dicatatkan oleh Vietnam sebesar US$154,5juta atau sebanyak 266,3 ribu ton. "Kita itu kebanyakan makan beras dari Vietnam dibandingkan beras dari Thailand," ungkap Satwiko.

Surplus US$923,4 Juta

Kendati kinerja ekspor bulan Januari 2012 naik 6,07% menjadi US$ 15,49 miliar dibandingkan dengan realisasi ekspor Januari 2011, namun kinerja ekspor Januari 2012 dibandingkan Desember 2011 turun 9,28%. Walaupun begitu, neraca perdagangan Indonesia per Januari 2012 tercatat surplus US$923,4 juta. “Januari masih surplus dengan ekspor US$15,49 miliar, dan impor US$14,57 miliar," ujar Kepala BPS Suryamin.

Untuk ekspor non-migas Januari, tercatat nilai US$ 12,52 miliar atau naik 4,4%. "Share yang terbanyak masih pada bahan bakar mineral yang nilainya US$ 2,17 miliar kemudian diikuti lemak dan minyak hewan atau nabati (termasuk crude palm oil/CPO ) dengan nilai US$ 2,14 miliar," tambahnya.

Berdasarkan tujuan ekspor, Jepang, China, dan Amerika Serikat (AS) masih mendominasi kinerja ekspor bulan Januari lalu.  Nilai ekspor ke Jepang tercatat US$ 1,61 miliar, sementara China dan Amerika Serikat masing-masing senilai US$ 1,36 miliar dan US$ 1,2 miliar.

Sedangkan nilai ekspor non-migas ke negara anggota ASEAN tercatat nilai US$ 2,53 miliar dengan porsi 20,25% dari total ekspor. "Sementara tiga negara tujuan ekspor (Jepang, China dan AS) menguasai pasar ekspor 33,26% dari total ekspor Indonesia," jelas Suryamin.

Menurut sektornya, lanjut dia, porsi ekspor non-migas sektor industri turun dari 63,61% menjadi 61,21%. Sementara porsi ekspor minyak dan gas dan sektor barang tambang naik dari 15,81% menjadi 17,11%.

Di sisi lain, impor pada Januari 2012 mengalami penurunan sebesar 11,57% dibandingkan dengan Desember 2011 mencapai US$14,57 miliar. Untuk impor nonmigas di Januari 2012 mencapai US$11,58 miliar yang naik 20,80% dibanding dengan Januari 2011 (year on year).

Impor baik sektor minyak dan gas dan sektor non-migas pada Januari 2012 tercatat sebesar US$14,57 miliar atau naik dari Januari tahun sebelumnya dengan US$12,56 miliar. Impor non-migas Januari 2012 sebesar US$11,58 miliar atau naik 20,80%. "Porsi yang terbesar adalah mesin dan peralatan mekanik US$2,32 miliar, dan mesin dan peralatan listrik dengan US$1,57 miliar," ujar Suryamin.

Jika dilihat dari negara sumber impor, China, Jepang, dan Singapura menjadi tiga besar dalam hal porsi dari total impor Indonesia. Porsi impor dari tiga negara ini mencapai 44,25%. China yang terbesar nilainya dengan US$2,53 miliar. Dari kelompok penggunaan barang, impor bahan baku atau penolong mencapai 71,94% dari total impor. Turun dari 75,06% pada Januari 2011. Sementara itu, porsi barang konsumsi pada Januari 2012 sebesar 7,68 % dari total impor. "Barang modal malah meningkat porsinya dari 16,74% menjadi 20,38% pada Januari 2012," lanjut Suryamin.

Adapun defisit perdagangan, pada Januari 2012 tercatat dengan China mengalami defisit US$1,174 miliar dimana pada Januari 2011 defisit masih berada dikisaran US$654,9 juta. “Kemudian dengan Singapura, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan sebesar US$125,7 juta. Sementara, dengan Thailand, juga defisit sebesar US$350,6 juta, dan dengan Jepang defisit US$136,4 juta. Sementara dengan negara Jiran, Malaysia, perdagangan Indonesia mengalami surplus US$444,8 juta,” ujar Suryamin.

BERITA TERKAIT

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pelaku Transhipment Dari Kapal Asing Ditangkap - CEGAH ILLEGAL FISHING

NERACA Tual – Kapal Pengawas Orca 06 milik Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengamankan Kapal Pengangkut Ikan asal Indonesia yang…

Puluhan Ton Tuna Loin Beku Rutin Di Ekspor ke Vietnam

NERACA Morotai – Karantina Maluku Utara kembali memfasilitasi ekspor tuna loin beku sebanyak 25 ton tujuan Vietnam melalui Satuan Pelayanan…

Libur Lebaran Dorong Industri Parekraf dan UMKM

NERACA Jakarta – Tingginya pergerakan masyarakat saat momen mudik dan libur lebaran tahun ini memberikan dampak yang besar terhadap industri…